Jerome Polin Berduka, Ayahanda Tercinta Marojahan Sintong Sijabat Wafat di Surabaya
Rumpi Tetangga – Kabar duka hadir dari keluarga besar influencer dan YouTuber terkenal Indonesia, Jerome Polin. Sang ayah, Marojahan Sintong Sijabat, berpulang pada Kamis (29/10/2025) setelah menjalani perawatan intensif di salah satu rumah sakit di Surabaya. Kepergian ini sontak mengguncang dunia hiburan digital, mengingat Jerome Polin selama ini dikenal sangat dekat dengan keluarganya. Dari cara ia membagikan momen kebersamaan mereka, kita bisa merasakan betapa besar peran sang ayah dalam perjalanan hidupnya. Sebagai sosok publik yang kerap menginspirasi lewat pendidikan dan kisah keluarga, momen ini terasa personal bukan hanya bagi Jerome Polin, tetapi juga jutaan warganet yang selama ini mengikutinya.
“Baca juga: Perjalanan Pahit Andre Taulany: Dari Rumah Tangga Harmonis hingga Gugatan Cerai Keempat“
Pengumuman Perpisahan dari Sang Kakak
Kabar berpulangnya sang ayah disampaikan pertama kali oleh Stefani Sijabat, kakak Jerome, melalui unggahan Instagram. Dalam postingannya, ia menulis ucapan penuh kesedihan, “Selamat jalan Itoo,” sambil membagikan foto sang ayah yang terbaring lemah di rumah sakit. Ucapan itu sederhana namun menyimpan kesedihan mendalam; bahasa cinta seorang anak yang harus melepaskan salah satu sosok paling berarti dalam hidupnya. Dari sudut pandang saya, momen seperti ini mengingatkan bahwa meskipun seseorang seterkenal dan sekuat Jerome di mata publik, pada akhirnya ia tetap seorang anak yang kehilangan tempat berlindung paling hangat ayahnya.
Perjuangan Keluarga Menjelang Kepergian
Sebelum kepergiannya, Jerome sempat meminta doa kepada warganet melalui Instagram Stories. Sang ayah dikabarkan dalam kondisi kritis, hingga akhirnya Jerome mengambil keputusan tegas: meninggalkan berbagai pekerjaan dan event untuk terbang ke Surabaya demi mendampingi beliau. Keputusan tersebut terasa sangat manusiawi. Di tengah kesibukan dan status publiknya, Jerome tetap mengutamakan keluarga. Bagi saya, ini menunjukkan nilai dan prioritas hidup yang kuat bahwa cinta keluarga berada di atas segalanya, bahkan di atas jadwal karier yang padat.
Momen Terakhir Penuh Haru di Rumah Sakit
Dalam unggahannya, Jerome memperlihatkan sang ayah yang tengah menggunakan alat bantu pernapasan di ruang perawatan intensif. Terlihat keluarga berkumpul, memberikan dukungan, doa, dan cinta. Suasananya begitu emosional tidak ada kata lain yang bisa menggambarkan keheningan dan ketabahan itu selain cinta mendalam yang terbukti hingga napas terakhir. Sebagai seorang publik figur, Jerome tetap memilih menjaga privasi keluarga dengan tidak membeberkan penyakit sang ayah. Pilihan yang patut diapresiasi, terutama di era digital di mana banyak hal kerap dipaksakan menjadi konsumsi publik.
Jerome dan Dedikasi pada Keluarga
Jerome terkenal sebagai sosok yang menyayangi keluarganya. Banyak konten YouTube dan media sosialnya menunjukkan hubungan hangat dengan orang tua dan saudara-saudaranya. Ketika mendengar kabar sang ayah kritis, ia langsung pulang tanpa banyak kata. Bagian ini memberikan pesan kuat tentang nilai tanggung jawab keluarga. Menurut saya, ketegasan Jerome membatalkan pekerjaan adalah bukti nyata bahwa keberhasilan bukan hanya soal pencapaian publik, tetapi juga keberanian menjaga orang-orang terdekat.
Dukungan Mengalir dari Warganet
Setelah kabar duka menyebar, kolom komentar unggahan Jerome dan keluarganya langsung dibanjiri ucapan belasungkawa. Banyak warganet, rekan influencer, hingga public figure memberikan doa dan dukungan moral. Kehangatan komunitas digital terasa jelas, seolah para pengikut Jerome ikut merasakan kehilangan tersebut. Saya melihat momen ini sebagai refleksi bagaimana konten positif yang ia sebarkan selama ini membentuk hubungan emosional dengan jutaan orang bukan sekadar penonton, tetapi komunitas yang peduli.
“Baca juga: Deddy Corbuzier Digugat Cerai oleh Sabrina Chairunnisa: Antara Sorotan Publik dan Privasi yang Retak“
Ketabahan di Tengah Rasa Kehilangan
Hingga artikel ini ditulis, Jerome belum memberikan pernyataan langsung mengenai kepergian sang ayah. Hal ini bisa dimaklumi; setiap orang berhak memiliki ruang untuk berduka dan memproses kehilangan dengan caranya sendiri. Pada situasi seperti ini, privasi adalah bentuk penghargaan tertinggi. Saya yakin ketika siap, Jerome akan membagikan pesan penuh makna seperti biasanya tentang cinta, kekuatan, dan rasa syukur pernah hidup bersama sosok ayah luar biasa.
Warisan Cinta dan Kebijaksanaan Sang Ayah
Meski tak banyak detail publik mengenai sosok Marojahan Sintong Sijabat, jelas beliau adalah figur penting dalam pembentukan karakter Jerome berdisiplin, rendah hati, cerdas, dan peduli keluarga. Warisan terbesar seorang ayah bukan hanya materi atau prestasi, melainkan nilai dan teladan. Itulah yang tampaknya diwariskan kepada Jerome dan keluarga: cinta yang bekerja dalam diam, tetapi terasa dalam sikap dan pencapaian anak-anaknya.
Duka yang Menghadirkan Refleksi
Kepergian ayah Jerome Polin bukan hanya kabar duka bagi keluarganya, tetapi juga momen refleksi bagi kita semua. Di balik kesibukan, pencapaian, dan sorotan publik, ada hal yang jauh lebih berharga: waktu bersama orang-orang tercinta. Semoga keluarga diberi kekuatan dan ketabahan. Dan bagi kita yang membaca kisah ini, mungkin ini saatnya menghubungi orang tua, mengucapkan terima kasih, atau sekadar merayakan keberadaan mereka selagi masih ada waktu.


